Besok pagi saya akan menggagahkan hati untuk ke hospital di mana emak saya dirawat, lama sebelum keberangkatan beliau bertemu Pencipta. Agak banyak juga bekalan lampin pakai-buang dewasa yang tersisa. Hendaknya menjadi sekelumit bantuan di Wad 4 Lantai 6 hospital tersebut yang kafeterianya berdinding ungu.
.
Hati saya yang kurang gagah ini sebenarnya bimbang. Kalau-kalau ada yang lebih tidak gagah. Seperti mata saya yang bundar ini. Maka entry ini adalah sebagai Peringatan Lembut supaya saya besok jangan memakai mascara. Kalau pakai juga, nescaya jenama Revlon tidak akan mengambil saya menjadi duta mascara mereka. Malah mengeluarkan bi-product berjenama Raccoon.
..
.
.
selalunya hati berkata tidak tapi mata degil…
Ye sangek, Emila!
Dan selalunya mata yang degil itu lah juga yang cepat mengaku kalah. Huaaaaaaaa!
enida
dalam bening mata ada kekuatan, dalam lembut senyum ada kegagahan, dalam hati yang lara ada sinar baru.i know you must have done well.
Ida,
My akak once quoted me what her student wrote:
“I cried all my sadness out.”
Ever since then, I never again stopped myself from crying. And if you must know, these days, airmata saya mengalir ke dalam. Menyuci bersih hati saya dari cinta yang sia-sia. I have done well not trying to undo anything. That way I learn from all the done things. But I think soon it’s time to do things my way.